Pada jaman indonesia masih belum mengibarkan benderanya, saat kita masih terpuruk pada masa-masa penjajahan, desa Bakungan telah mengukirkan namanya menjadi desa yang paling banyak menjadi tujuan para pengungsi di sekitar wilayahnya pada radius puluhan kilometer.
Desa bakungan yang pada masa itu dianggap paling aman dari serangan para penjajah memang menjadi suatu misteri yang hingga kini masih saja menjadi misteri, karena Desa yang kini dipimpin oleh Bp.Agus Krisnanto ini bukanlah desa yang letaknya tersembunyi, bukan pula Desa yang yang memiliki bala tentara kuat, dan juga letak desa ini jauh dari hutan yang biasa digunakan sebagai tempat mengungsi penduduk pada jaman peperangan dahulu.
Cerita turun temurun dari warga desa yang bahkan masih ada saksi hidup yang dahulu menyaksikan secara langsung kejadian tersebut menyebutkan bahwa ada banyak keanehan dari desa yang menjadi bagian dari kecamatan karangdowo kabupaten klaten ini, karena meskipun wilayah disekitar desa ini dihujani peluru dan meriam namun tak satupun peluru tersebut jatuh di desa ini, bahkan banyak kejadian dimana para tentara jepang dan belanda yang selalu bercerita tersesat saat memasuki kawasan desa yang dahulu ada bagian dari kerajaan kepatihan surakarta yang diutus menjadi lurah bagi desa yang dilewati dua anak sungai bengawan solo ini.
Disebagian wilayah desa bakungan tepatnya di dukuh jetis para penduduk menceritakan bahwa dahulu wilayah ini memang pernah menjadi sasaran tembak dari para tentara jepang karena mereka tahu kalau wilayah ini adalah sarang dari para pengungsi dan para pemberontak yang terluka, namun peluru yang mereka lontarkan dari sebelah utara desa tak satupun yang mengenaoi atau masuk ke wilayah perkampungan, bahkan pesawat yang hilir mudik di atas wilayah inipun seolah tak melihat adanya perkampungan di wilayah ini dan hanya menjatuhkan bom di tempat lain.
Banyak yang berpendapat hal tersebut karena adanya sebuah jimat yang para penduduk menyebutnya "mbah jimat" dirumah salah satu warga, dan ada juga yang menyebutkan hal itu karena kesaktian dari pemimpin desa pada waktu itu, (lurah sepuh/raden bei) namun hal yang sebenarnya tetap saja masih menjadi misteri besar..
Peninggalan dari jaman_jaman bersejarah tersebut kini sudah tiada karena rumah-rumah jaman dahulu yang menjadi saksi bisu kehebatan desa ini kini telah rubuh dimakan jaman, seperti rumah joglo milik lurah sepuh/ndoro bei yang dikenal sakti trah dari kepatihan surakarta, ataupun rumah dari Bp mitro yang dulu sebagai tempat para pengungsi berlindung dari kekejaman para penjajah, semua pengungsi datang dari berbagai daerah, dan salahj satunya ternyata ada yang pandai melukis, dan meninggalkan kenang-kenangan berupa lukisan pemandangan desa yang asri seperti yang dia idam-idamkan dan lukisan tersebut diberika kepada bapak mitro kasi sebagai tanda terima kasih atas kebaikan beliau yang telah menerima rombongan mereka untuk mengungsi di rumah beliau,dan kini lukisan tersebut masih dapat kita lihat dirumah salah satu penduduk desa yang tak lain ya... Saya sendiri.. Cucu dari Bp mitro kasi, meskipun ada bagian yang sedikit luntur karena dimakan usia namun lukisan ini masih terlihat gagah dan menakjubkan..
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Desa bakungan yang pada masa itu dianggap paling aman dari serangan para penjajah memang menjadi suatu misteri yang hingga kini masih saja menjadi misteri, karena Desa yang kini dipimpin oleh Bp.Agus Krisnanto ini bukanlah desa yang letaknya tersembunyi, bukan pula Desa yang yang memiliki bala tentara kuat, dan juga letak desa ini jauh dari hutan yang biasa digunakan sebagai tempat mengungsi penduduk pada jaman peperangan dahulu.
Cerita turun temurun dari warga desa yang bahkan masih ada saksi hidup yang dahulu menyaksikan secara langsung kejadian tersebut menyebutkan bahwa ada banyak keanehan dari desa yang menjadi bagian dari kecamatan karangdowo kabupaten klaten ini, karena meskipun wilayah disekitar desa ini dihujani peluru dan meriam namun tak satupun peluru tersebut jatuh di desa ini, bahkan banyak kejadian dimana para tentara jepang dan belanda yang selalu bercerita tersesat saat memasuki kawasan desa yang dahulu ada bagian dari kerajaan kepatihan surakarta yang diutus menjadi lurah bagi desa yang dilewati dua anak sungai bengawan solo ini.
Disebagian wilayah desa bakungan tepatnya di dukuh jetis para penduduk menceritakan bahwa dahulu wilayah ini memang pernah menjadi sasaran tembak dari para tentara jepang karena mereka tahu kalau wilayah ini adalah sarang dari para pengungsi dan para pemberontak yang terluka, namun peluru yang mereka lontarkan dari sebelah utara desa tak satupun yang mengenaoi atau masuk ke wilayah perkampungan, bahkan pesawat yang hilir mudik di atas wilayah inipun seolah tak melihat adanya perkampungan di wilayah ini dan hanya menjatuhkan bom di tempat lain.
Banyak yang berpendapat hal tersebut karena adanya sebuah jimat yang para penduduk menyebutnya "mbah jimat" dirumah salah satu warga, dan ada juga yang menyebutkan hal itu karena kesaktian dari pemimpin desa pada waktu itu, (lurah sepuh/raden bei) namun hal yang sebenarnya tetap saja masih menjadi misteri besar..
Peninggalan dari jaman_jaman bersejarah tersebut kini sudah tiada karena rumah-rumah jaman dahulu yang menjadi saksi bisu kehebatan desa ini kini telah rubuh dimakan jaman, seperti rumah joglo milik lurah sepuh/ndoro bei yang dikenal sakti trah dari kepatihan surakarta, ataupun rumah dari Bp mitro yang dulu sebagai tempat para pengungsi berlindung dari kekejaman para penjajah, semua pengungsi datang dari berbagai daerah, dan salahj satunya ternyata ada yang pandai melukis, dan meninggalkan kenang-kenangan berupa lukisan pemandangan desa yang asri seperti yang dia idam-idamkan dan lukisan tersebut diberika kepada bapak mitro kasi sebagai tanda terima kasih atas kebaikan beliau yang telah menerima rombongan mereka untuk mengungsi di rumah beliau,dan kini lukisan tersebut masih dapat kita lihat dirumah salah satu penduduk desa yang tak lain ya... Saya sendiri.. Cucu dari Bp mitro kasi, meskipun ada bagian yang sedikit luntur karena dimakan usia namun lukisan ini masih terlihat gagah dan menakjubkan..
Powered by Telkomsel BlackBerry®